Senin, 14 September 2009

Pasien Buta Bisa Melihat Lagi berkat BrainPort



Orang-orang yang kehilangan penglihatan bakal bisa punya mata ”normal” lagi. Setidaknya, itulah yang dialami Kopral Marinir Mike Jernigan. Pria asal McLean, Virginia, AS, tersebut kehilangan kedua penglihatannya alias buta akibat bom di Iraq pada 2004. Ledakan bom di jalan itu malah nyaris merenggut nyawanya.
”Saya melihat sebuah garis. Garis horizontal,” serunya seperti dikutip dari situs Pittsburgh Tribune-Review Kamis waktu AS (18/6). Bagi Jernigan, kemampuan mengidentifikasi bentuk dan sejenisnya termasuk prestasi sempurna.
Memakai kaca mata hitam, Kopral Jernigan saat itu mengarahkan kepalanya ke sebuah garis putih di atas papan tulis berwarna hitam. Setelah mempelajari gambar selama beberapa detik, dia segera mengenali.
Dia mampu mengidentifikasi garis tersebut dengan bantuan BrainPort. Perangkat itulah yang menangkap gambar melalui kamera digital yang dipasang pada kaca matanya. Lantas, kamera tersebut mengubah gambar menjadi sinyal listrik dan selanjutnya mengirimkan pesan ke sensor yang dimasukkan dalam lidah.
Selama demonstrasi di the Louis J. Fox Center for Vision Restoration, South Oakland, tersebut, Jernigan berhasil mengidentifikasi garis, lingkaran, dan anak panah tanpa kesalahan sedikit pun. Teknologi itu tergolong baru. Tapi, para peneliti di the Fox Center bakal mulai mempelajari BrainPort.
Proyek tersebut akan didanai Louis J. Fox, alumnus University of Pittsburgh yang juga pensiunan pialang komoditas yang mengalami kerusakan penglihatan akibat penggumpalan darah pada pusat pembuluh retinanya.
”Suatu pagi saya terbangun dari tidur dan tiba-tiba tak mampu melihat lagi,” cerita Fox. Begitu dokter memberi tahu bahwa dirinya mengalami stroke pada mata, Fox mulai berupaya mencari penyembuhan.
”Seorang dokter suatu ketika bilang kepada saya bahwa yang paling ditakutkan orang setelah kematian adalah kehilangan penglihatan,” ujar Fox. ”Saya bisa katakan itu benar,” lanjutnya.
BrainPort diciptakan dan dikembangkan Wicab Inc. yang berpusat di Wisconsin. Peralatan itu tidak dijual komersial.
University of Pittsburgh Medical Center (UPMC) pun bertekad mewujudkan sumbangan Fox. Mereka ingin penemuan tersebut memberikan harapan bagi orang buta maupun yang mengalami kerusakan penglihatan. ”Setiap langkah maju selalu ditunggu. Itulah yang lebih dari saya dapat saat ini,” komentar Jernigan setelah demonstrasi.
Sumber :
PTR/dw – www.jpnn.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo ekspresikan dirimu dengan memberi komentar!